ASKUM

Senin, 07 Maret 2016

METODE PEMBELAJARAN DALAM PENJAS

METODE PEMBELAJARAN DALAM PENJAS
Pendahuluan
Proses pembelajaran di Indonesia dikembangkan menjadi pembelajaran yang kita kenal dengan istilah “ Pakem ” yang merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan atau ada yang menyebut dengan istilah “ Paikem “ yaitu Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Untuk dapat menghasilkan sistem pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif maupun yang menyenangkan :
Beberapa metode pembelajaran yang ada, diantaranya yaitu:


1. Metode Ceramah. 
Metode ini dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dilaksanakan secara lisan Kelebihan berfungsi untuk menghemat waktu, biaya dan peralatan.
Kelemahan metode ceramah yaitu peran serta peserta didik sangat rendah. 
Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil yang optimal disarankan 
apabila menggunakan metode ini hendaknya ditunjang dengan penggunaan 
media yang baik, seperti peta konsep, LCD-media power point, gambar , 
OHP, Internet dan lainnya. 
Juga disarankan disisipi dengan metode-metode lain seperti Tanya jawab, 
pemberian tugas atau yang lainnya.


Metode Demonstrasi. Demontrasi merupakan metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik dengan menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta.


Kelebihan metode ini peserta akan mendapatkan pengalaman 
belajar langsung setelah melihat , melakukan, dan merasakan sendiri.
Kelemahan metode ini yaitu memerlukan banyak waktu.
2. Metode Tanya Jawab. 
Metode ini digunakan untuk mengaktifkan siswa dan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menyerap materi.


Keaktifan siswa dalam memahami materi
Kelemahan metode ini, yang aktif hanya siswa tertentu yang bias menjawab atau 
yang berani bertanya.Sedangkan yang lain cenderung tidak memperhatikan dan 
masa bodoh.


3. Metode Diskusi.
Metode diskusi digunakan untuk menumbuhkan interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru. Metode ini juga digunakan untuk memberikan pengalaman kepada siswa agar terbiasa berbicara diforum, mendidik siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain. Metode diskusi ada yang membagi menjadi dua yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelas.


Pada prinsipnya kedua metode itu hampir sama yaitu bertujuan untuk mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari rumusan terbaik mengenai suatu persoalan. Setelah diskusi kelompok biasanya diteruskan dengan diskusi pleno ( kelas ) yang merupakan pemaparan dari hasil yang dicapai dalam diskusi kelompok.


Kelebihannya memberikan pengalaman kepada siswa agar terbiasa berbicara 
di forum, mendidik siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain.
Kelemahan metode ini banyak waktu yang tersita, siswa yang tidak terbiasa 
berbicara di muka umum akan bersifat apatis.


4. Metode Simulasi.
       Metode ini menampilkan simbol-simbol, atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya, siswa dapat melakukan seperti keadaan sebenarnya, tetapi bukan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Pada intinya metode ini memindahkan situasi yang nyata kedalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek dalam situasi yang sebenarnya, misalnya


kelebihannya siswa dapat melakukan seperti keadaan sebenarnya, tetapi 
bukan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya.
Kelemahananya hanya bias diterapkan di sekolah-sekolah tertentu


6. Metode Keseluruhan (Whole Method)
Dalam pembelajaran penjas dengan Metode Keseluruhan anak-anak langsung disuruh bermain, jadi seluruh unit dipelajari sekaligus. Dengan demikian teknik dasar bermain tidak dipelajari tersendiri (secara khusus). Bila terjadi kesalahan teknik dasar dalam bermain maka permainan dihentikan, kemudian dibetulkan dengan sedikit penjelasan dan demonstrasi setelah itu permainan dilanjutkan kembali. 
Adapun keuntungan dan kelemahan dalam Metode Keseluruhan adalah sebagai berikut.
Keuntungan Dalam Metode Keseluruhan 

  • Hasrat atau kemauan anak dalam bermain dapat dipenuhi sehingga anak tidak mudah merasa bosan
  • Dapat mengembangkan kerjasama tim
  • Dapat memahami isi permainan secara keseluruhan, teknik, taktik serta peraturan permainan.


Kelemahan Dalam Metode Keseluruhan :

  • Penguasaan teknik dasar permainan tidak dapat dipelajari dengan sempurna
  •  Permainan tidak berjalan dengan lancer karena banyak terjadi pelanggaran yang disebabkan karena penguasaan teknik dasar belum sempurna.
  • Skill individu pemain tidak dapat berkembang dengan baik karena teknik dasar permainan tidak dipelajari secara khusus.

Dalam Metode Pembelajaran Penjaskes
Dalam pendidikan jasmani ada beberapa macam metode yang digunakan  
dalam pembelajarannya antara lain :


1. Gaya Komando
Dalam gaya komando ini guru penjas harus aktif karena penjelasan, penyampaian materi diberikan oleh guru penjas itu sendiri. Dalam gaya komando dari pra pertemuan, dalam pertemuan dan pasca pertemuan keputusan semua diambil oleh guru penjas.
Unsur-Unsur Khas Gaya Komando :
·  Semua keputusan dibuat oleh guru
·  Menuruti petunjuk dan melaksanakan tugas
·  merupakan kegiatan utama siswa
· Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
· Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi
·  Mengembangkan perilaku disiplin


2. Gaya latihan
Dalam gaya latihan siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan.
Peranan Guru Penjas :
·         Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri
·         Memberi balikan secara individual
·         Meningkatkan interaksi kepada individu
·         Memberi kesempatan kepada siswa dalam penyesuaian diri


3. Gaya Resiprokal
Gaya resiprokal memberikan kesempatan kepada teman sebaya, untuk memberikan umpan balik.
Peranan ini memungkinkan:
·         Peningkatan interaksi sosial antar siswa
·         Umpan balik langsung
·         Jadi dalam gaya ini antar siswa bisa saling mengoreksi.


4. Gaya Cakupan atau Inklusi
Dalam gaya ini guru memberi tingkatan / level kemampuan kepada siswa, sehingga siswa dapat memilih gerakan sesuai kemampuannya.


5. Gaya Konvergen dan Divergen
Dalam gaya konvergen guru cukup memberikan perintah / intruksi dalam melakukan teknik gerakan dan siswa melakukan sesuai sepengetahuannya. 
Contoh : Bagaimana cara melakukan passing menggunakan kaki bagian luar dalam sepak bola/lakukan. 

Dalam gaya divergen siswa dituntut kreativ karena guru hanya memberi intruksi / perintah dan siswa melakukan.
Contoh : Buatlah bentuk latihan menggunakan tali untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar